Langsung ke konten utama

jalan - jalan pagi ke ICU

Sebagai dokter gigi yang bekerja di rumah sakit yang sedang giat berkembang untuk maju, sudah menjadi bagian dari hidup saya (dan neng sita) menerima konsulan dari teman sejawat lain yang berhubungan dengan gigi dan mulut pasien. Pagi, siang, malam HAJARR! Terdengar keren mungkin ya ((MENERIMA KONSULAN)), padahal dalam lubuk hati saya yang terdalam itu adalah hal yang bisa membuat dengkul bergetar saking nerveousnya. Mengapa menerima konsulan begitu menegangkan bagi saya? Karena saya tidak pernah percaya dengan kemampuan yang saya miliki untuk menghadapi pasien-pasien dengan kondisi aneh bin ajaib yang di konsulkan oleh teman sejawat.


Nomor telepon yang paling sering membuat handphone saya berdering untuk konsul adalah IGD. Ikut pelatihan kegawatdaruratan di bidang kedokteran gigi setahun silam masih belum mampu menghilangkan gemetar di dengkul saya saat menerima panggilan dari IGD. HAHA. Kasus yang sering saya tangani biasanya sih seputar pasien yang kecelakaan kemudian ada beberapa gigi yang patah beserta tulang penyangganya, bibir yang sobek, abses di regio kepala dan leher.


Kebetulan di pagi hari yang cerah ini saya menerima konsulan dari ICU. Konsulan dari dr. Syafriadi, Sp. Interna. Kebayang ga sih yang konsul ke seorang GP model saya adalah seorang Spesialis Interna yang pintarnya bukan main. Hadeuh. Berbekal alat dasar dan APD saya mendatangi ruang ICU untuk memeriksa kondisi rongga mulut pasien (Ny. H) yang merupakan pasien stroke.


Biasanya disetiap pemeriksaan yang saya lakukan didahului dengan anamnesa, namun hari ini anamnesa harus saya skip karena kondisi pasien yang delirium. Dari pemeriksaan intra oral rahang atas didapati pasien menggunakan gigi palsu made in tukang gigi dan kemudian dibawah gigi palsu tersebut terdapat sisa akar gigi yang sedang meradang. Pemeriksaan di rahang bawah terdapat kalkulus (karang gigi) di semua gigi dan gigi anterior goyang derajat dua. Masalah bau mulut jangan ditanya lah ya,ngeri-ngeri sedap. Perawat di ICU tidak bisa membersihkan rongga mulut pasien dengan maksimal karena takut giginya yang goyang terlepas.


Rencana perawatan saya untuk pasien Ny. H adalah pencabutan gigi untuk rahang atas dan rahang bawahnya yang goyang. Sebenarnya gigi rahang bawah yang goyang bisa saja dipertahankan dengan teknik splinting yang sebelumnya dilakukan pembersihan kalkulus. Namun akan tetapi fasilitas, sarana dan prasarana di rumah sakit tidak memungkinkan untuk tindakan splinting dan pembersihan karng gigi. Akhirnya ya .. pilihannya hanya pencabutan gigi.


Sebagai seorang GP yang berilmu pengetahuan superficial, sebelum melakukan pencabutan saya memberondong dr. Syafriadi dengan berbagai macam pertanyaan. Tujuannya hanya untuk memastikan bahwa pencabutan gigi yang saya lakukan akan aman terkendali dan tidak membuat kondisi pasien yang notabene stroke dan sedang mengonsumsi obat-obatan antikoagulan akan mengalami perdarahan berkepanjangan. Alhamdulillah respon dr. Syafriadi begitu baik terhadap saya yang banyak tanya.


Intinya pencabutan yang saya lakukan akan aman terkendali dengan menggunakan bahan anastesi yang tidak mengandung epineprin dan jarum yang digunakan harus dengan diameter sekecil mungkin untuk memperkecil perlukaan yang timbul pada pasien. Dan yang jelas kondisi pasien sedang stabil ya, walaupun kondisinya sedang delirium.


 karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk pasiennya duduk, yaudah cabutnya sambil tiduran saja

Pencabutan berlangsung cepat dan aman terkendali dibantu oleh 3 orang yang berperan sebagai asisten operator. Hehe. Alhamdulillah bisa bernapas dengan lega. Saya sempat terharu saat proses pencabutan gigi. Sang pasien yang sejak masuk ICU dengan kondisi delirium tidak pernah sekalipun tertawa, dan tadi saya cabut giginya kemudian gigi yang saya cabut terjatuh di lidahnya kemudian saya tertawa kecil, Ny. H juga ikut tertawa. Perawat ICU langsung bilang bahwa ini adalah kali pertama Ny. H tertawa sejak masuk di ICU. Dan yang membuat Ny. H tertawa adalah saya.



Besok saya akan visit pagi ke ICU untuk melihat kondisi Ny. H, memastikan manajemen luka yang dilakukan perawatnya bagus. Semoga Ny. H bisa segera sehat dan bisa segera pulang untuk berkumpul bersama keluarganya. Aamiin. MInta doanya yaaa biar Ny. H bisa sehat lagi seperti sedia kala 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Happy Wedding drg. Yulia Lestari & drg. M. Lutfan

Alhamdulillah di penghujung ramadhan kemarin dapet kabar yang membahagiakan. drg. Yulia yang biasa aku panggil Bunda akan menikah dengan pujaan hatinya, drg. M Lutfan atau yang akrab aku panggil Abang. ALHAMDULILLAH. Rasa happy bener-bener ada di hati aku pas dapet kabar itu via video call WA Abang & Bunda. WHY ? karena aku menjadi salah satu orang yang menjadi saksi perjalanan cinta mereka berdua yang super duper berliku dan penuh perjuangan. dan aku ngerasa Allah memang sangat layak menakdirkan mereka berdua MENIKAH! semua perjuangan panjang Bunda memperjuangkan Abang di masa lalu akhirnya berbuah sangat manis dan sesuai dengan harapan Bunda.  tanggal 07-07-17 menjadi tanggal yang dipilih Bunda & Abang untuk melakukan Akad Nikah. tanggalnya super cantik, sayangnya aku ga sempat menjadi saksi prosesi akad mereka dikarenakan aku masih adem ayem duduk di Kota Bangun ngerjain pasien. takutnya pas Abang mau ijab, dia bilang "halo halo halo sayap kanan, sayap ki...

Berangkat Merantau

Assalamualaikum ! HALOO ! Saya berjanji untuk menceritakan awal keberangkatan saya ke Kalimantan Timur. Sebenernya sih saya agak lupa-lupa ingat. Haha. Soalnya saya agak pelupa sih. Saya sumpah profesi tanggal 10 Juli 2014, lama pendidikan yang saya tempuh 6 tahun (kurang satu bulan). Saya memang agak terlambat sih lulusnya, banyak yang jauuuh lebih cepet dari saya. Saya mah tim keong rambat. Selepas saya lulus (bahkan sebelum saya lulus) saya memulai karir saya sebagai dokter gigi pengganti di klinik swasta di Malang. Selama beberapa bulan diawal kelulusan ini, drg. Winny Adriatmoko, ayah dari temen saya seangkatan mengenalkan kami dengan sosok-sosok dokter gigi sukses di Kalimantan Timur khususnya di Kutai Kartanegara. Dari sinilah akhirnya saya bersama Sita, Vebri, Erwin, Kiki, dan Mbak Buna dibimbing untuk mengikuti jejak-jejak kesuksesan kakak tingkat kami. Dengan langkah yang pasti (ehm agak gak pasti sih hahaha) kami berangkat ke Samarinda untuk kemudian m...

Jalan - Jalan ke Banjarmasin

Halo BANJARMASIN ! Di awal tahun 2017 saya membuka agenda travelling saya dengan mengunjungi Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Tujuan utamanya untuk mengikuti seminar kedokteran gigi yang diadakan PDGI Kalsel pada tanggal 21 Januari 2017. Kebetulan pembicaranya special pake telor, drg. Griya yang merupakan selebgram favorit saya sejak lama dan beberapa pembicara lainnya yang ga kalah hebat. Tujuan berikutnya ya jelaslah sudah, JALAN-JALAN buang stress wkwk. Alasan lainnya saya mengikuti seminar di Banjarmasin ini juga karena ada BANYAK teman saya yang bertugas disana. Ada kakak kelas, teman seangkatan, bahkan adek kelas. Kurang dosennya aja, udah bisa bikin kuliah bersama kita haha. Saya menggantungkan hidup saya ke drg. Yulia Adriyanti a.k.a Mbak Yayak , teman seangkatan saya yang bertugas di RS Bhayangkara Banjarmasin. Terakhir kami bertemu setahun yang lalu saat kita trip barengan ke Derawan. Tetap konyol, tetap koplak, ya begitulah Mbak Yayak. with drg. Yulia Adriyanti...